Mengenal Alat dan Bahan Membuat Terarium Serta Fungsinya Satu per Satu
MYBIGPROPERTY.COM - Membuat terarium sebenarnya bukan hal yang sulit, tapi tetap butuh sedikit ketelatenan. Terarium itu seperti taman kecil yang hidup di dalam wadah kaca. Sekilas memang tampak rumit, padahal kuncinya hanya tahu cara menyusun dan memilih bahan dengan benar.
Banyak orang mulai tertarik karena hasilnya bisa jadi dekorasi cantik di rumah atau meja kerja. Selain menenangkan mata, proses membuatnya juga cukup menenangkan pikiran. Ada rasa puas tersendiri ketika melihat tanaman kecil tumbuh subur di ruang sekecil itu. Tapi sebelum mulai merangkai, ada baiknya kamu tahu dulu apa saja yang perlu disiapkan.
Mengenal Alat dan Bahan Membuat Terarium
Sama seperti merawat tanaman pada umumnya, terarium juga butuh alat dan bahan yang tepat agar hasilnya bertahan lama. Setiap lapisan dan perlengkapan punya fungsi yang saling mendukung. Dari wadah, tanah, hingga dekorasi kecil, semuanya berperan penting untuk menjaga keseimbangan di dalamnya.
Banyak yang melewatkan hal ini karena terlihat sepele, padahal justru di situ kuncinya. Terarium yang bagus bukan hanya soal tampilan, tapi juga soal cara kerjanya menjaga hidup tanaman di ruang terbatas. Jadi, sebelum mulai bereksperimen, mari kenali dulu satu per satu perlengkapan yang akan kamu butuhkan.
1. Wadah Kaca (Glass Container)
Wadah kaca adalah bagian utama dari sebuah terarium. Di sinilah semua elemen akan disusun, mulai dari lapisan batu, tanah, hingga tanaman kecil.
Kaca dipilih karena sifatnya yang transparan, jadi kamu bisa melihat keindahan lapisan dan tanaman dari luar. Bentuknya enggak harus mewah, bahkan stoples bekas atau botol kaca juga bisa digunakan.
Untuk hasil yang lebih tertutup dan lembap, wadah dengan penutup rapat sangat ideal. Tapi kalau kamu membuat terarium kaktus atau sukulen, sebaiknya pilih wadah terbuka agar udara bisa keluar masuk.
Ukuran wadah pun bebas, tergantung seberapa besar terarium yang ingin kamu buat. Yang penting, wadahnya bersih dan kering sebelum digunakan agar enggak menimbulkan jamur di dalamnya.
Baca juga: Cara Membuat Terarium Sendiri di Rumah
2. Tanaman Mini (Mini Plants)
Tanaman adalah elemen hidup yang membuat terarium tampak hidup dan segar. Pilih tanaman kecil yang tumbuh lambat dan tidak butuh ruang akar terlalu luas. Beberapa pilihan yang populer misalnya kaktus mini, sukulen, lumut, atau tanaman tropis mungil seperti fittonia dan pakis mini.
Pemilihan tanaman juga harus disesuaikan dengan tipe terarium yang kamu buat. Untuk terarium kering, pilih tanaman yang tahan panas dan butuh sedikit air. Sedangkan untuk terarium lembap, gunakan tanaman yang menyukai kelembapan tinggi.
Jangan mencampur tanaman dari dua tipe habitat yang berbeda karena bisa cepat mati. Pastikan juga tanaman yang digunakan dalam kondisi sehat dan bebas hama agar enggak merusak isi terarium nantinya.
3. Tanah atau Media Tanam (Potting Soil)
Tanah berfungsi sebagai tempat hidup dan tumbuhnya akar tanaman. Ini menjadi sumber nutrisi utama bagi tanaman di dalam terarium. Jenis tanah harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang digunakan.
Untuk kaktus dan sukulen, gunakan campuran tanah berpasir agar air cepat mengalir dan enggak menggenang. Tapi untuk terarium lembap, sebaiknya pakai tanah humus atau tanah kompos yang bisa menahan air lebih lama. Kamu bisa mencampurnya sendiri dengan menambahkan sedikit sekam bakar atau perlit untuk memperbaiki sirkulasi udara di dalam tanah.
Pastikan tanah yang digunakan bersih, enggak terlalu lembap, dan bebas serangga. Dengan media yang tepat, tanaman di dalam terarium akan tumbuh lebih stabil dan enggak mudah busuk.
4. Kerikil atau Batu Kecil (Gravel or Pebbles)
Kerikil adalah lapisan dasar yang punya fungsi penting, bukan sekadar hiasan. Lapisan ini membantu mengalirkan air ke bawah agar enggak menumpuk di sekitar akar. Terarium enggak memiliki lubang drainase seperti pot biasa, jadi batu kecil berperan menggantikan fungsi tersebut.
Kamu bisa menggunakan kerikil taman, pecahan genteng kecil, atau batu akuarium. Lapisan kerikil biasanya setebal dua sampai tiga sentimeter, tergantung tinggi wadah.
Selain itu, kerikil juga menambah tampilan estetis dari sisi kaca karena menciptakan lapisan visual yang menarik. Warna dan ukuran batu bisa disesuaikan dengan tema terarium yang kamu buat. Dengan adanya lapisan ini, akar tanaman akan tetap sehat dan enggak cepat busuk karena kelebihan air.
5. Arang Aktif (Activated Charcoal)
Meskipun sering dianggap remeh, arang aktif punya peran besar dalam menjaga kebersihan terarium. Lapisan arang diletakkan di atas kerikil dan berfungsi menyaring air dari kotoran atau bakteri. Arang juga mencegah bau tak sedap yang bisa muncul karena kelembapan tinggi.
Selain itu, bahan ini membantu menekan pertumbuhan jamur dan lumut liar di dalam wadah. Kamu bisa menggunakan arang aktif yang biasa dijual untuk keperluan akuarium. Jumlahnya enggak perlu banyak, cukup satu lapisan tipis saja. Fungsi utamanya adalah menjaga kualitas udara dan air di dalam wadah agar tanaman bisa tumbuh dengan sehat.
Dengan tambahan arang aktif, terariummu akan lebih bersih dan tahan lama.
6. Pasir Hias (Decorative Sand)
Pasir hias, selain sebagai pemanis, juga berfungsi sebagai lapisan tambahan untuk membantu penyerapan air berlebih. Warna pasir yang berbeda bisa menciptakan tampilan menarik dan membuat terarium terlihat seperti lanskap mini.
Kamu bisa menggunakan pasir alami berwarna krem atau putih untuk kesan lembut, atau pasir warna-warni kalau ingin tampil lebih cerah.
Lapisan pasir biasanya diletakkan di atas tanah atau di bagian paling atas sebagai dekorasi akhir. Selain menambah keindahan, pasir juga bisa membantu menekan pertumbuhan lumut di permukaan tanah.
Pilih butiran yang halus agar enggak merusak akar tanaman. Dengan kombinasi warna yang tepat, terariummu akan terlihat rapi dan berlapis seperti taman kecil di dalam kaca.
7. Dekorasi Mini (Mini Ornaments)
Dekorasi mini membuat terarium terlihat lebih hidup dan punya karakter. Kamu bisa menambahkan batu alam, miniatur hewan, rumah kecil, potongan kayu, atau bahkan mainan kecil sebagai pelengkap. Elemen dekorasi ini memberi kesan seperti sedang melihat pemandangan alam dalam ukuran mini.
Pemilihan hiasan sebaiknya menyesuaikan tema yang kamu mau. Misalnya tema hutan kecil, pantai, atau taman zen. Tapi jangan berlebihan, karena terlalu banyak dekorasi bisa membuat tanaman kesulitan tumbuh.
Letakkan hiasan dengan hati-hati agar enggak menekan akar atau menutupi daun. Dengan dekorasi yang pas, terarium nggak hanya berfungsi sebagai wadah tanaman, tapi juga jadi karya seni kecil yang menyenangkan untuk dilihat setiap hari.
8. Alat Bantu (Pinset, Sendok, Corong, Sumpit)
Alat bantu ini sangat berguna saat kamu harus bekerja di ruang yang sempit.
Pinset digunakan untuk menempatkan tanaman kecil tanpa merusak akar. Sendok kecil atau sekop mini membantu menambahkan tanah ke dalam wadah tanpa berantakan. Sumpit bisa dipakai untuk merapikan posisi tanaman atau membuat lubang kecil di tanah. Corong membantu saat kamu ingin menuang air agar tidak merusak lapisan dalam.
Semua alat ini memudahkan proses pembuatan, apalagi kalau wadah kacanya sempit atau tinggi. Kamu bisa memakai alat dapur bekas selama ukurannya sesuai. Dengan alat bantu yang tepat, proses membuat terarium jadi lebih rapi dan menyenangkan.
9. Spray atau Botol Semprot Air (Water Spray)
Botol semprot berfungsi untuk menjaga kelembapan tanaman tanpa membuat tanah terlalu basah. Semprotan halus membantu menyebarkan air secara merata di seluruh permukaan.
Untuk terarium kering, cukup semprot sedikit sekali dalam beberapa hari. Tapi untuk terarium lembap, penyemprotan bisa dilakukan lebih sering tergantung kondisi tanaman.
Hindari menyiram langsung karena air berlebihan bisa membuat akar membusuk. Pilih botol semprot kecil agar lebih mudah dikontrol. Pastikan air yang digunakan bersih, sebaiknya air matang atau air hujan yang disaring. Dengan cara ini, tanaman akan tetap segar dan tidak cepat layu meski berada di wadah tertutup.
Baca juga: Agar Tanaman Hias di Meja Tetap Segar, Lakukan Perawatan Ini!
Membuat terarium itu mirip seperti menciptakan dunia kecil di dalam kaca. Ada proses memilih, menyusun, dan menata agar semuanya terlihat serasi. Sekilas tampak sederhana, tapi kalau sudah mulai, ternyata ada rasa tenang tersendiri saat melihat hasilnya.
Semua unsur di dalamnya punya peran masing-masing untuk menjaga keseimbangan. Dari batu kecil, tanah, sampai tanaman mungil, semuanya saling melengkapi. Dan yang menarik, proses ini bukan cuma soal hasil akhir, tapi juga tentang menikmati setiap tahapnya. Sama seperti merawat sesuatu yang pelan-pelan tumbuh dan jadi indah karena kesabaran.
Kalau dipikir-pikir, konsepnya enggak jauh berbeda dengan membangun aset yang tumbuh perlahan tapi pasti. Seperti halnya saat kamu menata terarium, berinvestasi juga soal menyiapkan dasar yang kuat dan menikmati hasilnya nanti.
Salah satu cara sederhana yang bisa kamu coba adalah bergabung di Goro, platform investasi properti yang memungkinkan kamu mendapatkan passive income dari sewa properti di Bali. Rasanya seperti punya vila sendiri di Pulau Dewata, tapi tanpa harus keluar modal besar, mulai dari Rp10.000 saja.
Kalau kamu tertarik membangun sesuatu yang bisa “hidup” dan berkembang seperti terarium milikmu, kamu bisa klik di sini untuk tahu lebih lanjut.
Leave a Comment